Permak Limbah Mebel Jadi Kerajinan Seni
Serang, 26 Oktober 2018 – Bagi sebagian orang, limbah mebel bisa jadi tak berarti. Namun, bagi Suherman (35) limbah tersebut berpotensi menjadi emas. Ia bersama Komunitas Cipta Handycraft Innovation Product (CHIP) yang dipimpinnya, berhasil mengolah limbah mebel milik PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, Serang Mill (IKS), salah satu pabrik APP Sinar Mas, menjadi usaha kerajinan seni dengan omzet hingga ratusan juta rupiah per bulan.
Menurut Suherman, usaha kerajinan tersebut bermula di awal 2017 lalu. Saat itu, ia berkesempatan untuk mengikuti proses pengadaan dari IKS yang sedang mencari vendor tambahan untuk mengolah kayu sisa peti kemas menjadi mebel untuk kegiatan CSR. Namun, ukuran kayu peti kemas yang besar membuat ia kesulitan untuk membawanya ke workshop untuk diolah.
“Saya lalu menawarkan diri kepada IKS untuk mengolah kayu-kayu kecil sisa mebel yang lebih mudah untuk saya bawa ke workshop.
Saya bawakan contoh kandang burung yang pernah saya buat dan ternyata
itu disukai oleh tim IKS. Dari situ, tim IKS lalu menantang saya dan
teman-teman di CHIP untuk membuat kerajinan seni lainnya yang ternyata bisa kami penuhi,” ungkap Suherman.
Sejak
saat itu Suherman dan rekan-rekannya di Komunitas CHIP mendapat
kepercayaan untuk mengolah kayu sisa mebel IKS menjadi berbagai
macam kerajinan seni. Dengan dukungan IKS, Komunitas CHIP terus
berkembang dan kini mempunyai 12 anggota yang mampu memproduksi hingga
ribuan barang kerajinan di setiap bulannya. Barang-barang tersebut
antara lain berupa gantungan kunci, miniatur kapal dan pesawat, miniatur ikon daerah, aneka lampu hias, bingkai foto, tempat tisu, piala, jam dinding hingga tempat sauna dan booth pameran. Adapun harga jual barang bervariasi mulai dari Rp5.000 (gantungan kunci) hingga Rp30.000.000 (tempat sauna).
Suherman mengatakan, mereka te lah berhasil memasarkan barang kerajinan mereka ke Jakarta, Bogor, Bali, Bandung, Lampung dan beberapa daerah lainnya. Meskipun baru
dimulai sejak awal 2017 lalu, barang kerajinan produksi komunitas CHIP
telah mendapatkan banyak apresiasi baik dari kalangan pejabat daerah,
industri maupun kementerian.
“Bahkan
karya kami juga mendapatkan apresiasi dari Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Siti Nurbaya yang secara khusus memesan 200 photo on wood sebagai
cendera mata untuk delegasi acara The Fourth Intergovernmental Review
on Global Programme of Action for the Protection of the Marine
Environment from Landbased Activities (IGR-4) di Bali tanggal 31 Oktober
- 1 November 2018,” katanya.
Suherman pun mengatakan
terdapat perubahan signifikan terhadap omzet usahanya sebelum dan
sesudah menerima manfaat dari IKS. “Perbedaannya cukup tinggi, jika dulu
omzet maksimal komunitas hanya berkisar Rp15.000.000 sampai
Rp20.000.000 per bulan, kini bisa mencapai Rp50.000.000 hingga Rp100.000.000,” ucapnya.
Keberhasilan
usaha Komunitas CHIP juga berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan
anggotanya yang terdiri dari berbagai latar belakang profesi seperti
tukang kayu, fotografer, musisi, mahasiswa, hingga Ibu rumah tangga.
Setiap anggota mampu mendapatkan penghasilan tambahan yang beragam
tergantung dengan banyaknya kerajinan yang mereka hasilkan. Jika mereka
rajin, penghasilan tersebut bisa sesuai dengan UMR Provinsi Banten.
Sebagai
putra asli Banten, Suherman yang telah memiliki satu orang istri dan
satu orang anak mengaku bahwa dia berkeinginan untuk mempopulerkan kota
Banten. Oleh karena itu hasil kerajinan yang dibuat banyak mengangkat
beragam ikon Banten seperti Diorama Bendungan Lama Pamarayan, Miniatur
Golok Ciomas, Miniatur Mercusuar Anyer, Miniatur Lumbung Baduy, Miniatur
Benteng Kaibon, Miniatur Badak Ujung Kulon, hingga miniatur Kapal
Karangantu. Tak percuma, beberapa pejabat daerah Banten kini mulai
banyak melirik hasil kerajinan Komunitas CHIP untuk digunakan sebagai
cendera mata kegiatan pemerintah daerah.
Sebagai salah satu pilar usaha Sinar Mas yang
tahun ini merayakan 80 tahun hari jadinya, APP Sinar Mas dan seluruh
unit usahanya berkomitmen untuk tumbuh bersama masyarakat di sekitarnya.
Program pemberdayaan masyarakat melalui Komunitas CHIP adalah salah
satu wujudnya. Didukung oleh IKS, kini CHIP telah
mempunyai beberapa kelompok binaan yang tersebar di Tangerang Selatan,
Pandeglang, Rangkas Bitung hingga Cilegon. Di Cilegon, Komunitas CHIP
juga aktif memberikan pelatihan untuk warga binaan di Lembaga
Pemasyarakatan (LP) Cilegon.
“Misi
pribadi saya selanjutnya adalah untuk memberikan manfaat kepada lebih
banyak orang baik yang saya pekerjakan sendiri atau melalui workshop yang rutin kami adakan. Kami juga ingin membuat lebih banyak barang produksi dan mempunyai galeri seni yang bisa menjadi pusat tujuan oleh-oleh Banten,” harap Suherman.
Suherman juga menyampaikan bahwa keberhasilan usaha Komunitas CHIP tak akan terjadi tanpa dukungan penuh dari IKS. “Selain mendukung bahan
baku, IKS juga rutin memberikan masukan akan kualitas barang, mendukung
pemasaran, hingga memfasilitasi komunikasi kami dengan pemerintah
khususnya Dinas Koperasi dan UMKM serta Dinas Perindustrian. Peran
penting IKS lainnya adalah membentuk mental kami untuk berani bersaing
dengan pengrajin lainnya yang sudah lebih dulu mapan,” kata Suherman.
CSR Public Relation PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, Serang Mill Dani K. Kusumah mengatakan, IKS percay a bahwa untuk menjalankan operasi yang berkelanjutan, perusahaan harus memberikan dampak positif kepada lingkungan dan warga di sekitarnya.
“Program pemberdayaan komunitas melalui pemanfaatan limbah mebel ini adalah salah satu wujud komitmen
kami untuk tumbuh bersama masyarakat, termasuk turut meningkatkan
kesejahteraan komunitas di sekitar pabrik,” kata Dani.
Pemberdayaan komunitas CHIP juga menjadi bentuk dukungan IKS pada
program pemerintah Provinsi Banten dalam bidang pemberdayaan UMKM,
pengembangan pariwisata, dan memunculkan budaya lokal Banten.(sumber:maverick.co.id)